PENGARUH MODEL PENDEKATAN INTERPROFESIONAL KOLABORASI TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN PENYAKIT KRONIK DI PUSKESMAS KALANGANYAR KABUPATEN LEBAK

Authors

  • Ahmad Ahmad Poltekkes Kemenkes Banten
  • suhartini Suhartini Poltekkes Kemenkes Banten

DOI:

https://doi.org/10.36743/medikes.v10i1.503

Keywords:

Penyakit Kronis, Interprofesional Kolaborasi

Abstract

Penyakit kronik memiliki durasi gangguan Kesehatan yang lama, sehingga  membutuhkan waktu perawatan dan pengobatan yang Panjang. Perawatan dan pengobatan yang Panjang tersebut, berdampak pada kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan dan pengobatan tersebut. Kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan, merupakan salah satu factor penting dalam penanganan penyakit kronik.Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh model Pendekatan  Interprofesional Kolaborasi  terhadap kepatuhan pengobatan pasien penyakit kronik di Puskesmas Kalanganyar Kabupaten Lebak tahun 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain studi kuasi eksperimen. Bentuk intervensi yang dilakukan adalah pelatihan interprofessional kolaborasi dan pemberian buku pemantauan pasien penyakit kronis. Sampel dalam penelitian ini pasien dengan penyakit kronis sebanyak 80 orang dan 35 orang petugas Kesehatan di puskesmas Kalanganyar kab. Lebak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari peneliti yang telah menggunakan model kuesioner CPAT dan MMS. Pengumpulan data dialkukan selama kurang lebih 4 bulan oelh tim yang ada di puskesmas, baik kepada pasien yang ada di puskesmas, maupun saat pelayanan di luar Gedung puskesmasm Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji statistic yang digunakan Kai-skuer. Hasil penenlitian menunjukan bahwa ditemukan sepertiga responden penderita penyakit kronik tidak patuh dalam melakukan pengobatan penyakit kronik (35 %).Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (85%), berpendidikan sekolah Dasar (70 %), dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (85 %).Responden yang menderita penyakit Hypertensi proporsinya 6 kali lebih tinggi (86,2 %), dibanding penyakit diabitus mellitus (13,8 %). Sebagian besar responden telah menderita sakit diatas 1 tahun (86,2 %), hampir setengahnya tenaga Kesehatan di Puskesmas Kalanganyar kurang baik dalam praktik interprofessional kolaborasi dalam pelayanan pasien penyakit kronis (42,9 %). Hasil analisis data, ditemukan bahwa secara statistic variable yang menunjukan adanya hubungan, yakni variabel jenis kelamin dan pekerjaan, sementara  variable Pendidikan, umur, jenis penyakit dan lama penyakit tidak menunjukan hubungan yang bermakna.  Perlunya pasien penyakit kronik melakukan pengobatannya secara teratur dan berkesinambungan, melalui pennggunaan buku pemantauan Kesehatan pasien penyakit kronik, yang disimpan pasien dan dibawanya setiap melakukan pelayanan Kesehatan.Tenaga Kesehatan perlu lebih meningkatkan implementasi Interprofesional kolaborasi dalam penanganan penyakit kronis baik di dalam maupun luar Gedung puskesmas.

References

Ariana, dkk, Perception of prolanis participants about cronic desease management program activities (Prolanis) in the Primary Health Service Universitas Padjadjaran, NurseLine Journal Vol. 4 No. 2 November 2019
Beningtyas Kharisma Bestari, Dwi Nurviyandari Kusuma Wati, Penyakit Kronis Lebih dari satu Menimbulkan peningkatan perasaan cemas pada Lansia di Kecamatan Cibinong,. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.1, Maret 2016,
Badan Libang Kesehatan Kemenkes RI, Hasil Riskesdas, 2018
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Prolanis, Jakarta
Direktorat PTM, Kemenkes, Pedoman Teknis Penemuan dan tatalaksana Hypertensi, Jakarta, 2013
Endah Sulistyowati, Interprofesional Education dalam kueikulum Pendidikan kesehatan sebagai strategi peningkatan kulaitas pelayanan Maternitas, Jurnal Kebidanan, 8 (2), Semarang 2019,
Femy Fatalina,dkk,Persepsi dan Penerimaan Interprofesional Collaborative Practice bidang Maternitas pada Tenaga Kesehatan, Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia, Vo; 4 No.1, Maret 2015
Ikit N,dkk, Hubungan Kepatuhan Minum obat dengan tekanan darah pada penderita hypertensi , Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2, 2021
Kalista Ita dkk, Implementasi Interprofesional Colaboration antar tenaga Kesehatan yang ada di rumah sakitIndonesia, Jurnal Proners Volume, 2021
Mulidan, Pengaruh Penguatan Interprofesional Kolaborasi Parawat-Dokter terhadap Sasaran Keselamatan Pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan, Fakulta Keperawatan , USU Medan 2019
Norizka Aliza dkk, Pendidikan Interprofesional dan Kolaborasi Interprofesional, Majalah Farmasetika.2019
Notoatmodjo,S, Metode Penelitain Kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta 2015
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada penyakit Kardiovakuler, Jakarta 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 4 Tahun 2019 tentang teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang kesehatan

Yulianti P dkk, Analisis tingkat kepatuhan pasien hypertensi dalam minum obat di RSUD Kota Kendari, Warta Farmasetika, 2019

Downloads

Published

2023-05-31

How to Cite

Ahmad, A., & Suhartini, suhartini. (2023). PENGARUH MODEL PENDEKATAN INTERPROFESIONAL KOLABORASI TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN PENYAKIT KRONIK DI PUSKESMAS KALANGANYAR KABUPATEN LEBAK. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 10(1), 57–68. https://doi.org/10.36743/medikes.v10i1.503

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>