KAJIAN RETROSPEKTIF PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI KOTA TANGERANG DALAM 10 TAHUN (2003-2013)

Authors

  • Aminah Aminah Poltekkes Kemenkes Banten
  • Makhabbah Jamilatun Poltekkes Kemenkes Banten

DOI:

https://doi.org/10.36743/medikes.v2i1.145

Keywords:

Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Kajian Retrospektif

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya merupakan penyakit viral endemis bersumber nyamuk di Indonesia.Organisasi kesehatan dunia WHO tahun 2009 mengelompokkan demam berdarahmenjadi demam berdarah ringan dan tiga kriteria demam berdarah berat yaitu Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Sindrom Syok Dengue (SSD)[1]. Data sekunder berupa laporan kasus penyakit yang diterima/ditangani puskesmas dan laporan pemeriksaan laboratorium terkait  DBD dan Chikungunya selama sepuluh tahun dikumpulkan dan disajikan secara deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain eksploratif pada  kasusDBD-Chikungunya di Kota Tangerang tahun 2003-2013. Instrumen penelitian yang digunakan berupa buku bantu DBD yang dibuat oleh penanggung jawab Program pemberantasan DBD di Puskesmas Kota Tangerang tahun 2003-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Kota Tangerang yang berjumlah 32 Puskesmas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah tujuh Puskesmas yang terdiri dari dua Puskesmas dengan data lengkap mulai 2003 dan lima Puskesmas dengan data kurang lengkap. Pengumpulan data dilakukan secara langsung peneliti dengan menelaah catatan/data yang ada dalam buku bantu DBD di Puskesmas Kota Tangerang mulai tahun 2003 hingga 2013. Data yang dikumpulkan sesuai dengan variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu data tentang kejadian DBD dan Chikungunya baik yang baru suspek maupun yang sudah dikonfirmasi.Data disalin dari buku bantu DBD ke dalam format digital untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat lunak dalam komputer. Dari hasil analisis yang dilakukan, berikut simpulan yang dapat ditarik: Pencatatan Kasus DBD-Chikungunya di Puskesmas belum tertata dengan baik dan belum seragam. Masih terjadi banyak kasus DBD-Chikungunya yang tercatat di Kota Tangerang. Rata-rata frekuensi DBD-Chikungunya tinggi terjadi pada dua trimester pertama. Perkembangan penyakit DBD-Chikungunya dari tahun ke tahun tidak seragam.

References

1. Horstick O, Jaenisch T, Martinez E, Kroeger A, See LL, Farrar J, Ranzinger SR. 2014. Comparing the Usefulness of the 1997 and 2009 WHO Dengue Case Classification: A Systematic Literature Review. Am J Trop Med Hyg, 91(3):621-634.
2. Naish S, Dale P, Mackenzie JS, McBride J, Mengersen K, Tong S. 2014. Climate change and dengue: a critical and systematic review of quantitative modelling approaches. BMC Infect Dis, 14:167.
3. Jain M, Rai S, Chakravarti A. 2008. Chikungunya: a review. Trop Doct, 38(2):70-72.
4. Mahendradas P, Avadhani K, Shetty R. 2013. Chikungunya and the eye: a review. J Ophthalmic Inflamm Infect, 3(1):35.
5. Staples JE, Breiman RF, Powers AM. 2009. Chikungunya fever: an epidemiological review of a re-emerging infectious disease. Clin Infect Dis, 49(6):942-948.
6. Waymouth HE, Zoutman DE, Towheed TE. 2013. Chikungunya-related arthritis: case report and review of the literature. Semin Arthritis Rheum, 43(2):273-278.
7. Runge-Ranzinger S, McCall PJ, Kroeger A, Horstick O. 2014. Dengue disease surveillance: an updated systematic literature review. Trop Med Int Health, 19(9):1116-1160.
8. Yauch LE, Shresta S. 2014. Dengue virus vaccine development. Adv Virus Res, 88:315-372.
9. Zhang H, Zhou YP, Peng HJ, Zhang XH, Zhou FY, Liu ZH, Chen XG. 2014. Predictive Symptoms and Signs of Severe Dengue Disease for Patients with Dengue Fever: A Meta-Analysis. Biomed Res Int, 2014:359308.
10. Nevai AL, Soewono E. 2014. A model for the spatial transmission of dengue with daily movement between villages and a city. Math Med Biol, 31(2):150-178.
11. Queyriaux B, Simon F, Grandadam M, Michel R, Tolou H, Boutin JP. 2008. Clinical burden of chikungunya virus infection. Lancet Infect Dis, 8(1):2-3.
12. Sissoko D, Moendandze A, Malvy D, Giry C, Ezzedine K, Solet JL, Pierre V. 2008. Seroprevalence and risk factors of chikungunya virus infection in Mayotte, Indian Ocean, 2005-2006: a population-based survey. PLoS One, 3(8):e3066.
13. Simon F, Parola P, Grandadam M, Fourcade S, Oliver M, Brouqui P, Hance P, Kraemer P, Ali Mohamed A, de Lamballerie X et al. 2007. Chikungunya infection: an emerging rheumatism among travelers returned from Indian Ocean islands. Report of 47 cases. Medicine (Baltimore), 86(3):123-137.
14. Nusa R, Prasetyowati H, Meutiawati F, Yohan B, Trimarsanto H, Setianingsih TY, Sasmono RT. 2014. Molecular surveillance of Dengue in Sukabumi, West Java province, Indonesia. J Infect Dev Ctries, 8(6):733-741

Downloads

Published

2015-04-30

How to Cite

Aminah, A., & Jamilatun, M. (2015). KAJIAN RETROSPEKTIF PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI KOTA TANGERANG DALAM 10 TAHUN (2003-2013). Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 2(1), 104–111. https://doi.org/10.36743/medikes.v2i1.145

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)