MODEL MODUL KONSELING SEBAYA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Authors

  • Ismiyati Ismiyati Poltekkes Kemenkes Banten https://orcid.org/0000-0003-4444-3180
  • Rangga Walessa BKKBN Provinsi Banten
  • Deni K Sunjaya Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
  • Susi Susanah Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.36743/medikes.v6i2.191

Keywords:

Modul Konseling Sebaya, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja

Abstract

Perilaku seks bebas menjadi permasalahan remaja yang menjadi perhatian.  Perilaku seks bebas dapat menyebabkan permasalahan baru seperti kehamilan remaja, pernikahan remaja, persalinan remaja, dan  penyakit menular seksual. Upaya Pemerintah dalam mengatasi permasalahan remaja menggunakan pendekatan teman sebaya melalui PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja). Namun, 50% pengurus PIK mengatakan kurang percaya diri dalam memberikan konseling pada temannya. Sehingga dibutuhkan modul yang sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan yang digunakan sebanyak 11 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni 2017 di Provinsi Banten. Modul konseling berisi tentang konseling dan substansi yang dibutuhkan terkait kesehatan reproduksi remaja. Modul harus mampu memberikan gambaran dan mengajarkan Proses konseling, Kompetensi konseling, serta Etika konseling.

References

Abdi F, Simbar M. The peer education approach in adolescents: narrative review article. Iranian J Publ Health. 2013; 42 (11): 1200–6
BAPPENAS. (2015) Laporan pencapaian tujuan pembangunan Milenium di Indonesai 2014. Jakarta.
Cleland J, Agudelo AC, Peterson H, Ross J, Tsui A. (2012) Contraception and health. Lancet; 380: 149–56
Dinç L, Gastmans C. Trust in nurse-patient relationships: a literature review. Nursing Ethics. 2013; 20(5): 501–16
Elwyn G, Dehlendorf C, Epstein RM, Marrin K, White J, Frosch DL. Shared decision making and motivational interviewing: achieving patient-centered care across the spectrum of health care problems. Ann Fam Med. 2014; 12 (3): 270–5
Eriksson I, Nilsson K. Preconditions needed for establishing a trusting relationship during health counselling–an interview study. Journal of Clinical Nursing. 2008; 17: 2352–9
Giguere AMC, Labrecque M, Haynes RB, Grad R, Pluye P, Legare F, et.al. Evidence summaries (decision boxes) to prepare clinicians for shared decision-making with patients: a mixed methods implementation study. Implementation Science. 2014; 9 (144): 1-13
Harini R, Rahmat I, Nisman WA. Upaya peningkatan keterampilan konseling kesehatan reproduksi mahasiswa melalui pelatihan konselor sebaya. Jurnal Ners. 2014; 9 (2): 173–82
Ismiyati, Deni, K. S. and Susanah, S. (2018) ‘Substansi Modul Konseling Sebaya Dalam Mengatasi Permasalahan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Akhir’, Jurnal Medikes, 5 (April), pp. 1–9.
Ismiyati, I. et al. (2019) ‘Reproductive Health Problems in Adolescents in Banten Province Permasalahan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di Provinsi Banten’, GMHC. 7(12), pp. 52–58. Available at: https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/gmhc/article/view/3060/pdf.
Ismiyati, Sunjaya, D. K. and Susanah, S. (2019). Kebutuhan substansi modul konseling sebaya tentang keluarga berencana dalam kesehatan reproduksi pada remaja. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 14(1), pp. 2654–3427.
Kuswandi, K., Ismiyati and Rumiatun, D. (2019). Analisis Kualitatif Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Di Kabupaten Lebak. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 14(1), pp. 18–24.
Mairo QKN, Rahayuningsih SE, Purwara BH. (2015) Kesehatan reproduksi remaja putri di pondok pesantren sidoarjo jawa timur. MKB; 47 (2): 77–83
Mouli VC, Lane C, Wong S. What does not work in adolescent sexual and reproductive health: a review of evidence on interventions commonly accepted as best practices . Global Health: Science and Practice. 2015; 3 (3): 333–40
Palmadottir G.(2006) Client-therapist relationships: experiences of occupational therapy clients in rehabilitation. British Journal of Occupational Therapy. 69(9): 394–401
Permatasari D. (2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konselor sebaya dalam implementasi konseling kesehatan reproduksi remaja di Kabupaten Sumenep. Jurnal wiraraja medika. 3 (2): 82–7
Rahmawati AH.(2015) Peningkatan keterampilan konseling konselor sebaya pusat informasi dan konseling remaja MAN Yogyakarta 1. E-Journal Bimbingan dan Konseling UNY. Edisi 4: 1–12
Sharma R, Dapkekar A, Londhe SN, Ojha P.(February 2016) Prossiding 7th international conferance & workshop: effecctive communication and counselling skills. Thakur College of Engineering & Technology. Hlm 138–140
Palmer S.(2011) Konseling dan psikoterapi. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Hlm 8-9

Downloads

Published

2019-11-30

How to Cite

Ismiyati, I., Walessa, R., Sunjaya, D. K., & Susanah, S. (2019). MODEL MODUL KONSELING SEBAYA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 6(2), 273–286. https://doi.org/10.36743/medikes.v6i2.191

Issue

Section

Articles