EFEKTIFITAS FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF PASCA NEBULASI TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TB PARU DI RSU TANGERANG

Authors

  • Parta Suhanda Poltekkes Kemenkes Banten
  • Maman Rusmana Poltekkes Kemenkes Banten

DOI:

https://doi.org/10.36743/medikes.v1i2.130

Keywords:

Bersihan jalan nafas, fisioterafi dada, batuk efekti

Abstract

Penyakit Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama, masalah yang sering terjadi adanya penumpukan secret pada jalan nafas, upaya yang dilakukan perawat adalah melakukan fisioterapi dada dan melatih batuk efektif, kedua tindakan ini biasa dilakukan, namun penelitian terkait efektifitas tindakan tersebut masih kurang. Tujuan penelitian untuk mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap bersihan nafas pasca nebulasi antara sebelum dan sesudah dilakukan fisiterapi dada atau batuk efektif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan  Quesi Eksperimen. jumlah sampel 30 orang tiap kelompok, cara pengambilan sampel  consecutive sampling. Analisis penelitian menggunakan uji t=independen dan t-dependen. Hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan p=0,000 sebelum dan sesudah dilakukan tindakan fisioterafi dada dan batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pasien TBC Paru, namun kedua tindakan tersebut tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara tindakan fisioterafi dada dan batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pasca nebulasi p value = 0,564 α=0,05.

References

Aditama, T. Y, 2003. Terapi Tuberkulosis dengan Fixed Dose Combination (FDC).Vohune II. Jakarta:RS Persahabatan.
Alsagaff, H dan Abdul Mukty. 2006. Infcksi Tuberkulosis Paru.Surabaya :University Press.
Antonio. 2008. DOTS Sebagai Strategj Baru daiam Penanggulangan Tuberkulosis dan Pelaksanaanya di Puskesmas.Surabaya: Medika.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta PT. Rineka Cipta.
Fitzgerald M, 2001 Acute Asthma Clinical Review. Exstract from Clinical Evidence BMJ.
Jenne JW, Tashkin DP, 2001: Beta Adrenergic Agonists: in Weiss EB, Stein M: Bronchial Asthma, Mechanism and Therapeutics. Little Brown and Comp. Boston Toronto London 3Ed.
Nanda, H.A. 2005. Faktor Faktoryang Mempengaruhi Penderita TB Paru Putus Berob di RSUD dr.Soebandi Jember.: UNEJ

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.Volume 3. Jakarta : EGC.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D. cetakan ke 7. CV Alfabeta. Bandung. 2009.
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI

Downloads

Published

2014-11-30

How to Cite

Suhanda, P., & Rusmana, M. (2014). EFEKTIFITAS FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF PASCA NEBULASI TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TB PARU DI RSU TANGERANG. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 1(2), 87–94. https://doi.org/10.36743/medikes.v1i2.130

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)