Journal of Medical Laboratory Research http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR <p><strong>Journal of Medical Laboratory Research</strong> is a scientific journal published by Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten. The aim of this journal publication is to disseminate the conceptual thoughts or ideas and research results that have achieved in the area of medical laboratory sciences. This Journal particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of medical laboratory areas. It covers the parasitology, bacteriology, virology, hematology, clinical chemistry, toxicology, food and drink chemistry, and any sciences that cover sciences of medical laboratory area. Please read these guidelines carefully. Authors who want to submit their manuscript to the editorial office of Journal of Medical Laboratory Research should obey the writing guidelines. If the manuscript submitted is not appropriate with the guidelines or written in a different format, it will BE REJECTED by the editors before further reviewed. The editors will only accept the manuscripts which meet the assigned format.</p> <p><strong>Indexed by</strong></p> <p><strong><a href="https://scholar.google.com/citations?user=AbT37AMAAAAJ&amp;hl=en" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://ejournal.uhb.ac.id/public/site/images/retno0892/Google_Scholar_logo_20153.PNG" alt="" width="113" height="44"></a>&nbsp;<img src="https://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/RujUxYuks/site/images/muharieffadillah/logo_garuda13.jpg" alt="" width="84" height="59"></strong></p> <p>&nbsp;</p> Poltekkes Kemenkes Banten en-US Journal of Medical Laboratory Research 2964-2892 Deteksi Molekuler Klebsiella pneumoniae K1, K2, dan K5 yang Diisolasi dari Berbagai Spesimen Klinis http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/633 <p><em>Klebsiella pneumoniae</em> adalah salah satu penyebab utama healthcare-associated infections dengan tingkat multidrug resistance (MDR) tinggi, terutama klon penghasil extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) dan carbapenemase (CP). Serotipe kapsul <em>Klebsiella pneumoniae</em> sangat bervariasi sesuai tingkat resistensinya terhadap serum dengan K1, K2, dan K5 menjadi penanda strain hipervirulen yang berbeda dari Klebsiella pneumoniae klasik dalam masyarakat pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan teknik polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi genotipe kapsul K1, K2, dan K5<em> Klebsiella pneumoniae</em> asal pasien Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang. Isolasi dan uji resistensi dilakukan oleh Laboratorium RSU Kabupaten Tangerang. Konfirmasi spesies <em>K. pneumoniae</em> dan deteksi genotipe kapsul dengan metode PCR dilakukan di Laboratorium Molekuler Poltekkes Kemenkes Banten. Sebanyak delapan isolat (26,7%) merupakan <em>K. pneumoniae</em> resistan Carbapenem dan 11 (36,7%) penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL). Dari total 31 sampel yang diperoleh, hanya satu isolat yang tidak dapat dikonfirmasi. Seluruh isolat yang terkonfirmasi <em>K. pneumoniae</em> diproses untuk tahap selanjutnya. Pemeriksaan PCR menggunakan primer untuk mendeteksi genotipe kapsul K1, K2, dan K5 menunjukkan hanya satu isolat (3,3%) yang diduga merupakan strain hipervirulen dengan genotipe kapsul K2. Tidak ada genotipe K1 dan K5 pada semua isolat yang diperiksa.</p> Aminah Aminah Citra Trisna Dewi Lokida ##submission.copyrightStatement## 2023-12-09 2023-12-09 2 1 1 6 10.36743/jomlr.v2i1.633 Cost Effectiveness Analysis (CEA) Bahan Kontrol Hemoglobin Komersial dan Buatan Sendiri http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/620 <p><strong><em>Salah satu aspek pemantapan kualitas laboratorium adalah penggunaan bahan kontrol sebagai pemantauan kinerja pemeriksaan. Bahan kontrol yang biasa digunakan adalah bahan kontrol komersial. Namun, harga bahan kontrol komersial yang tinggi menjadi masalah tersendiri.</em></strong> <strong><em>Bahan kontrol buatan sendiri sebagai alternatif untuk kendali mutu pemeriksaan laboratorium untuk memangkas biaya. Cost Effectiveness Analysis (CEA) adalah alat yang tepat dalam membandingkan dua intervensi kesehatan atau lebih dalam aspek ekonomi dan kemanfaatannya.</em></strong> <strong><em>Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis bahan kontrol yang paling efektif dan kemanfaatan paling tinggi pada pemeriksaan hemoglobin dalam segi pembiayaan agar dapat menjadi salah satu landasan ilmiah keputusan manajerial laboratorium</em></strong><strong><em>. Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif </em></strong><strong><em>dengan melakukan pengumpulan&nbsp; dan analisis data total biaya dan tingkat efektivitas dari masing-masing jenis bahan kontrol hemoglobin komersial dan buatan sendiri</em></strong><strong><em>. Data yang terkumpul diolah menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan total biaya untuk penggunaan bahan control komersial adalah </em></strong><strong><em>Rp. 27.957.000 </em></strong><strong><em>dan </em></strong><strong><em>Rp, 19.329.000</em></strong> <strong><em>untuk penggunaan bahan kontrol buatan sendiri. Tingkat efektivitas yang didapatkan adalah 98,83% untuk bahan kontrol komersial dan 98,68% untuk hemolisat. Hasil akhir </em></strong><strong><em>Nilai Average Cost-Effectivennes Ratio (ACER) </em></strong><strong><em>penggunaan bahan kontrol komersial adalah</em></strong><strong><em> Rp. 282.880</em></strong><strong><em> dan </em></strong><strong><em>Rp. 197.840</em></strong><strong><em> untuk hemolisat. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan kontrol buatan sendiri lebih cost-efective dibandingan dengan bahan kontrol komersial.</em></strong></p> Ranti Dwi Astriani Mardyana Nizar Hanny Siti Nuraeni Nurhayati Nurhayati ##submission.copyrightStatement## 2023-12-09 2023-12-09 2 1 7 11 10.36743/jomlr.v2i1.620 Identification of Carboxyhemoglobin (COHb) levels in Traffic Officers of the Tangerang City Transportation Office in 2023 http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/567 <p><em>Air pollution from toxic substances is one of the world's health problems and causes environmental damage. Transportation contributes to the emission process that causes air pollution from motor vehicle exhaust gases. One of them is carbon monoxide which is a toxic, invisible, colorless, odorless, and non-irritating compound that can be toxic to humans in high concentrations. Carboxyhemoglobin (COHb) is formed when carbon monoxide and oxygen enter the body and compete to bind to hemoglobin. The purpose of this study was to determine the level of carboxyhemoglobin in traffic officers of Tangerang City transportation department. The method used in this research is Hinsberg-lang and the sample used is blood. The results showed that carboxyhemoglobin levels in the blood of traffic officers of the Tangerang City transportation department as many as 18 respondents (100%) were still within normal limits, namely with a range of levels of 0.061 - 0.064. Carboxyhemoglobin levels in traffic officers are below the COHb threshold value according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 70 of 2016 concerning Industrial Work Environment Health Standards and Requirements which is 3.5% of Hb.</em></p> syarah anliza Rif'atu Fauziatil Kamilah Nurmeily Rachmawati Mohammad Ridwanulloh ##submission.copyrightStatement## 2023-12-09 2023-12-09 2 1 12 18 10.36743/jomlr.v2i1.567 Fungi Dermatophyta Pada Kuku Kaki Nelayan di Desa Citereup Kabupaten Pandeglang http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/606 <p>Nelayan merupakan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pekerjaannya diperairan seperti laut. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan yang berinteraksi dengan air menjadi tempat berkembangnya jamur, setiap hari nelayan bekerja di laut dengan waktu yang cukup lama berjam-jam sampai berhari-hari dari pagi hingga malam atau semalaman berada di tengah laut, dengan kondisi lingkungan yang lembab dan panas pada siang hari, hal tersebut merupakan faktor yang memudahkan timbulnya infeksi jamur pada kuku kaki nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi <em>fungi dermatophyta </em>pada kuku kaki nelayan di Desa Citeureup kabupaten Pandeglang tahun 2023. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel secara langsung dari sampel yang telah ditetukan dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi teknik sampling pada penelitian ini meggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Mikologi jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Banten Tangerang. Pada penelitian ini diambil 15 sampel kuku kaki nelayan yang selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi pada media <em>Sabouraud Dextros Agar </em>(SDA) kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan pewarnaan <em>Lacto Phenol Cotton Blue </em>(LPCB) dan diamati dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 sampel kuku kaki nelayan didesa Citeureup yang telah diidentifikasi didapatkan 7 sampel positif dan 8 sampel negatif. Peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini pembaca dapat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari terutama kebersihan pada kuku kaki.</p> Istiana Annisa Wulandari Wulandari Hadits Lissentiya Armal ##submission.copyrightStatement## 2023-12-09 2023-12-09 2 1 19 23 10.36743/jomlr.v2i1.606 Artikel Penelitian Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Siswa SMAN 09 Mataram http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/521 <h1><strong>Abstrak </strong></h1> <p><strong>Latar Belakang</strong> Masalah obesitas diIndonesia terjadi disemua umur dan semua strata sosial ekonomi. Obesitas adalah penumpukan lemak berlebih yang dapat menggangu Kesehatan. Remaja obesitas mempunyai risiko mengalami obesitas dimasa dewasanya sehingga berpotensi menjadi penyebab penyakit metabolik dan penyakit&nbsp; tidak menular seperti Diabetes Mellitus. Kasus diabetes melituspun meningkat di Indonesia setiap tahunnya. Mengingat bahaya diabetes melitus akan memberikan dampak besar terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan cukup besar. <strong>Tujuan</strong> Penelitian ini mengetahui hubungan IMT dengan kadar glukosa darah siswa SMAN 09 Mataram. <strong>Metode</strong> pada penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>simple random sampling</em> metode pengundian. Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman. <strong>Hasil Penelitian</strong> dari 38 responden didapatkan IMT siswa SMAN 09 Mataram dengan katagori kurus sebanyak 1 responden, katagori nomal sebanyak 19 responden dan katagori gemuk sebanyak 18 responden. Hasil pemeriksaan kadar Glukosa darah siswa SMAN 09 Mataram yang nilainya dibawah 100 mg/dl sebanyak 18 responden sedangkan nilainya diatas 100 mg/dl sebanyak 20 responden. Hasil uji normalitas menunjukan IMT p=0,260&gt;0,05 dan kadar Glukosa p=0,926&gt;0,05 yang berarti data berdistribusi dengan normal. Hasil uji korelasi rank spearman menunjukan 0,895&gt;0,05 yang berarti Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan signifikan antara IMT dengan Kadar glukosa darah siswa SMAN 09 Mataram. <strong>Kasimpulan</strong> berdasarkan hasil penelitian tersebut, tidak ditemukannya hubungan singnifikan antara IMT dengan peningkatan kadar glukosa darah siswa SMAN 09 Mataram.</p> Ari Sopian Lale Budi Kusuma Dewi Yudha Anggit Jiwantoro ##submission.copyrightStatement## 2023-12-23 2023-12-23 2 1 24 29 10.36743/jomlr.v2i1.521 The The Comparison Of Histopathological Images Of Prostat Tissue With Different Fixation Times http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/607 <p><em>The prostate gland can experience disorders such as Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). BPH is one type of prostate disease characterized by a benign tumor that occurs in males, and its incidence is related to increasing age. Histopathological examination is a method used to detect prostate cancer. Fixation is the initial stage in tissue processing, aiming to prevent autolysis and decay. This study aims to compare the histopathological images of prostate tissue with different fixation times. This quantitative research used a True experimental approach with a Post-test Only Control Group design. The study was conducted in July 2023. Samples were taken using a random sampling technique, comprising 28 preparations with four treatments: fixation for 2 hours, 24 hours, 48 hours, and 72 hours. Data were analyzed using the Pearson chi-square test. The results showed differences in histopathological preparations based on the clarity of the cytoplasm and nucleus of the cells, which were more evident in the 24-hour fixation. Prostate tissue preparations fixed for 2 hours exhibited less distinct nuclei and cytoplasm, and the cells appeared denser. Prostate tissue fixed for 48 hours showed clear cytoplasm and nuclei but slight shrinkage. Prostate tissue fixed for 72 hours showed smaller nuclei and experienced shrinkage. The Pearson Chi-Square analysis indicated significant differences in histopathological preparations based on different fixation times regarding the cytoplasm and nucleus of prostate tissue, with a value of 0.00 (p 0.05).</em></p> Asri Dwi Septiana Arif Mulyanto Tantri Analisawati Sudarsono Ira Citra Ningrom ##submission.copyrightStatement## 2023-12-23 2023-12-23 2 1 30 34 10.36743/jomlr.v2i1.607 THE COMPARISON OF MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN CONCENTRATION (MCHC) VALUES BETWEEN CONVENTIONAL AND ELECTRIC SMOKERS IN KEMBARAN DISTRICT http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/611 <p><strong><em>Smoking is a frequent and hazardous activity for health as it can lead to various diseases include lung cancer, emphysema, chronic bronchitis, and hemolytic anemia. Hemolytic anemia with hereditary spherocytosis (HS) is known to cause an increase in mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) values. With the advancement of time, types of cigarettes can be classified into conventional and electric cigarettes. This study aims to compare the mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) values between conventional and electric smokers in Kembaran District. This study uses an analytical observational design with a cross-sectional approach. The sample consists of</em></strong> <strong><em>26 male respondents, aged 17-25 years, who are conventional smokers and electric smokers in Kembaran Sub-District, selected using purposive sampling. MCHC values were measured using a hematology analyzer and analyzed using the Mann-Whitney U test. The results of this study show a comparison of mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) values in conventional smokers and electric smokers in Kembaran District. This is evidenced by the p-value of 0.000 (p 0.05).</em></strong></p> Siti Nurjanah Tantri Analisawati Sudarsono Retno Sulistiyowati Arif Mulyanto ##submission.copyrightStatement## 2023-12-23 2023-12-23 2 1 35 39 10.36743/jomlr.v2i1.611 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY (FNAB) DENGAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA TUMOR TIROID http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/JoMLR/article/view/610 <p><em>The endocrine system is frequently impacted by thyroid cancers. Thyroid tumors account for 95% of all endocrine malignancies. Carcinomas, or malignancies, can occur in thyroid tumors. An FNAB examination is used to identify thyroid malignancies prior to surgery. The histological analysis of the surgical specimen is the gold standard for diagnosing thyroid tumors. This study compares the histological findings of thyroid cancers with the results of fine needle aspiration biopsy (FNAB). This study utilized an analytical observational design with a cross-sectional approach, involving 40 samples from secondary data. The data analysis revealed an average age of 45.48 (12.11) years, and the majority of cases were in females, with a total of 32 patients (80%). The FNAB examination results showed that 15 patients (37.5%) had malignant thyroid tumors, with the most common type being Papillary Tyroid Carcinoma</em> <em>in 13 patients (32,5%), and 25 patients (62.5%) had benign tumors, with the most common type being Adenomatous Goiter in 23 patients (57,5%). Histopathological findings indicated that 21 patients (52.5%) had malignant thyroid tumors, with Papillary Thyroid Carcinoma being the most common type in 14 patients (35%), and 19 patients (47.5%) had benign tumors, with Adenomatous Goiter being the most common type in 12 patients (30%). The sensitivity was 66.6%, specificity was 94.7%, accuracy was 80%, and the Kappa value was 0.605 with a p-value of 0.000, indicating good agreement according to the Cohen's Kappa value.</em></p> Sofyan Arif Setiawan Tantri Analisawati Sudarsono Arif Mulyanto Ira Citra Ningrom ##submission.copyrightStatement## 2023-12-23 2023-12-23 2 1 40 46 10.36743/jomlr.v2i1.610