Pengaruh Paritas, Umur Ibu Dan Berat Bayi Terhadap Ruputure Perineal Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Mandala Rangkasbitung Tahun 2020

  • Nintinjri Husnida Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Banten
  • Tutik Iswanti Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Banten
  • Nani Yuningsih Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Banten
  • Hani Sutianingsih Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Banten
Keywords: Ruptur Perineum, Paritas, Umur, Berat Badan Bayi

Abstract

Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama masa kehamilan atau dalam jangka waktu 42 hari setelah berakhirnya masa kehamilan, yang disebabkan oleh segala penyebab yang berhubungan dengan masalah kehamilan atau pengobatannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan laporan kematian ibu dan bayi baru lahir dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2017, jumlah kematian ibu sebanyak 277 kasus Jumlah ini lebih kecil dari jumlah kasus tahun 2016 yaitu 253 kasus yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas diantaranya perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan pada sistem peredaran darah dan lain-lainJumlah kematian bayi sebanyak 1246 kasus, jumlah ini lebih kecil dari jumlah kematian tahun 2016 yaitu 1297 kasus, adapun penyebab tingginya angka kematian bayi kematian di Provinsi Banten yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, kelainan kongenital, dan lain-lain. Ruptur perineum adalah robekan obstetrik yang terjadi pada daerah perineum akibat ketidakmampuan otot-otot panggul dan jaringan lunak untuk menampung kelahiran janin. Melahirkan sering menyebabkan jaringan parut jalan lahir. Luka yang terjadi biasanya kecil namun sering juga terjadi luka yang luas dan berbahaya, untuk itu setelah melahirkan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paritas, umur ibu dan berat badan bayi terhadap ruptur perineum pada ibu bersalin di Puskesmas Mandala Rangkasbitung tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan partograf sebagai alat observasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 180 responden. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan data sekunder. Analisis data untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa ibu bersalin mengalami ruptur perineum 33,3%, ibu dengan primipara mengalami ruptur perineum 50,9%, kategori ibu usia < 20 -/> 35 tahun mengalami ruptur perineum sebesar 42,1%, ruptur perineum terjadi pada ibu yang mengalami ruptur perineum. melahirkan bayi dengan berat < 3100 gram 26,6%. Hasil bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh paritas dengan kejadian ruptur perineum dengan nilai P 0,002 dan OR 2,958, Tidak ada pengaruh umur dan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum.

Published
2022-10-24
How to Cite
Husnida, N., Iswanti, T., Yuningsih, N., & Sutianingsih, H. (2022). Pengaruh Paritas, Umur Ibu Dan Berat Bayi Terhadap Ruputure Perineal Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Mandala Rangkasbitung Tahun 2020. Journal of Midwifery and Health Research, 1(1), 1-9. https://doi.org/10.36743/jmhr.v1i1.414

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.